Payak Kumang – Para imam Keuskupan Ketapang mengadakan acara retret di Catholic Center pada tanggal 13-16 September 2022. Acara tersebut dihadiri oleh 33 imam, 7 frater, dan 1 uskup. Semula dijadwalkan sebagai pemateri acara tersebut adalah Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak, tetapi karena beliau berhalangan sebab tugas dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), maka Mgr. Agus digantikan oleh RD. Laurensius Sutadi. Acara retret dibuka dengan misa yang dipimpin oleh Mgr. Pius, Uskup Ketapang. Dalam amanat homilinya, beliau mengatakan bahwa para imam harus menjadi orang-orang yang mengusung mereka yang lemah dan menderita seperti para pengusung pemuda yang meninggal dari Nain agar mereka yang lemah dan menderita dapat sampai kepada Kristus dan diselamatkan oleh-Nya.
Allah Sumber Harapan Hidup Baru
Materi yang disampaikan oleh RD. Sutadi dalam retret diambil dari bahan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Pada tahun ini, Bulan Kitab Suci Nasional mengambil tema besar, yaitu Allah Sumber Harapan Hidup Baru. Dari tema besar tersebut kemudian dibagi menjadi 4 subtema, yaitu Allah Sumber Harapan untuk Menangkis Mentalitas Keagamaan Palsu, Allah Sumber Harapan untuk Melawan Ketidakadilan, Allah Sumber Harapan karena Kasih Setia-Nya, Allah Sumber Harapan karena Kerahiman-Nya.
Konteks yang diambil oleh BKSN tahun ini adalah situasi pandemi Covid 19. Pandemi telah menghancurkan berbagai segi kehidupan manusia. Tidak hanya segi sosial, pandemi juga menghancurkan segi ekonomi, politik, budaya, dan agama. “Pandemi membuat kita tidak bisa bersekutu di dalam jemaat; dari sini Tuhan mau bersabda apa, maka dengan bantuan dari teks nubuat Nabi Amos, kita berusaha untuk menangkap kehendak Tuhan dari peristiwa pandemi,” ujar Sutadi.
Menurut Sutadi, pandemi telah membuat manusia kehilangan Allah. Mereka mulai mencari-cari Allah. Karena Allah adalah sumber kebaikan, Allah akan menyertai mereka yang mencari-Nya. Dalam pencarian itu dibutuhkan keterbukaan hati dari manusia untuk mencari Allah secara sungguh-sungguh. Karena itu, umat manusia diundang untuk menggantungkan diri kepada Allah, sehingga Allah menjadi sumber harapan hidup baru bagi mereka. Selain itu, umat juga diundang untuk menanggalkan mentalitas keagamaan palsu dan tindakan-tindakan yang tidak adil. Allah adalah Allah yang setia dan sangat membenci ketidakadilan.
“Kejahatan meniadakan keadilan, yang membuat orang miskin dan kecil menjadi sengsara dan menderita. Karena itu, kejahatan tidak dapat dipertemukan dengan Allah. Manusia diajak oleh Allah untuk menegakkan keadilan di tempat-tempat di mana keadilan diabaikan. Hal itu harus dilakukan agar keadilan menjadi terang-benderang,” ujar Sutadi. “Kalau kita mencintai Allah, seharusnya kita menjadikan kebaikan dan keadilan sebagai dua hal yang tak terpisahkan dari kehidupan dan praktek hidup kita sehari-hari. Kebaikan dan keadilan menjadi syarat untuk memperoleh kehidupan,” tambahnya.
Sharing Tiga Putaran
Dinamika retret tidak hanya diisi materi dari RD. Sutadi saja, tetapi juga diselingi dengan sharing di dalam kelompok-kelompok. Metode sharing menggunakan metode tiga putaran. Pada putaran pertama, para peserta retret membagikan pengalamannya masing-masing. Pada putaran kedua, para peserta retret diajak untuk menangkap satu hal yang menarik dari pengalaman yang dibagikan oleh peserta yang lain dalam kelompok. Pada putaran ketiga, para peserta retret diajak untuk menarik satu hal yang menonjol dari dua putaran yang telah dilalui. Setelah sharing dalam kelompok, masing-masing kelompok diminta untuk melaporkan hasil sharing di dalam kelompok.
Pada akhir retret, Mgr. Pius memberikan catatan kecil sebagai berikut: pada saat pandemi, kita diajak untuk menyadari bahwa kita sedang dididik dan diajari oleh Allah untuk memperhatikan sesama dan alam semesta dari kacamata Allah. Kita diajak untuk semakin peduli satu sama lain. Demikian pula, Allah menghendaki agar kita tidak kehabisan cara untuk menghadirkan wajah kerahiman Allah dalam menolong sesama kita yang sedang ditimpa penderitaan akibat pandemi Covid 19.
(Fr. Agustinus Mujianto – TOP Pasca Sarjana di Paroki MRPD Air Upas)