Bapa Uskup memberi ret-ret untuk Para Pasionis regio Kalimantan. Ada tiga Poin penting yang disampaikan Bapa Uskup membuka ret-ret, melalui pesan misa:
Pertama: Apa-itu ret-ret?
Ret-ret merupakan waktu menyendiri dengan Tuhan. Waktu khusus yang dipakai untuk refleksi spiritual, doa, dan meditasi, sering kali dilakukan di tempat yang tenang dan jauh dari kesibukan sehari-hari. Tujuan retret adalah untuk membantu individu memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan, merenungkan kehidupan rohani, dan memperoleh ketenangan batin. Ret-ret seperti “Rest Area”, beristirahat sejenak setelah melewati pastoral panjang dan kembali menemukan kehendak Tuhan.
Kedua: Allah yang Berbelaskasih.
Uskup Pius menyinggung “jam sengsara” yang melekat pada siklus hidup para Pasionis. Yang dilihat, bukanlah (jam-jam) sengsaranya, tetapi Belaskasih Allah yang sangat luar biasa dan nyata kepada manusia. Tidak sedikitpun Allah absen menganugerahkan belaskasih-Nya kepada manusia, seperti yang dirasakan oleh Ayub. Ayub sungguh merasakan belaskasih dan kebaikan Allah untuk dirinya, sehingga bahasa pamungkas Ayub mewakili suasana hatinya yang sangat bersukacita karena kasih Allah:
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Ayub tidak pernah mempersalahkan realitas, atau mempersalahkan Allah atas persoalan-persoalan yang dia hadapi, malah dengan iman yang teguh memuji Allah yang telah mengasihinya.
Ketiga: Imamat merupakan Pemberian Tuhan.
Imamat bukanlah milik kita, bukan pula milik imam. Imamat merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada kita. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk berdiam diri. Ada saatnya kita lelah dalam pelayanan, atau dipersalahkan, tidak dimengerti, atau tidak dianggap, dll, tetapi seperti halnya, Santo Hieronimus yang menerjemahkan Kitab Suci dari bahasa Ibrani ke Yunani dan dari Yunani ke Latin (yang disebut vulgata). Tugas imam adalah jangan lelah-lelah “menerjemahkan Alkitab”, dalam cara-cara hidup manusia, agar umat merasakan belaskasihan Allah melalui kehadiran imamnya.