Tanjung, 13 Agustus 2025 — Suasana syukur dan kebersamaan terasa hangat saat keluarga besar Kristo Agustino ketika merayakan ulang tahunnya yang ke-8. Dalam acara ibadat kecil yang penuh sukacita itu, kami sempat berbincang dengan kakek Kristo, Bapak Bak Wing — atau yang akrab disapa Pak Uwin. Beliau datang malam ini dari kampung Air Dua.
Di sela-sela cerita masa lalu dan candaan hangat keluarga, Pak Uwin berbagi pengalaman yang membuat hati tersentuh. Ia bercerita tentang mimpinya beberapa waktu lalu. Dalam mimpi itu, ia bertemu dengan sosok tinggi, berpakaian jubah putih, yang mengajaknya sembayang. Mereka bertemu di jalan mendaki menuju gereja.
“Dia ajak saya sembayang. Habis mimpi itu, saya mulai belajar sembayang lagi,” kata Pak Uwin dengan mata berkaca-kaca.
Meski mengaku belum rajin sembayang karena kesibukan kerja, Pak Uwin tetap punya niat yang kuat. Ia percaya, Tuhan selalu ada dalam hati.
“Saya ini siapa, kok bisa dia ajak sembayang? Saya rasa tidak pantas, saya ini orang biasa, bahkan kadang merasa jauh dari Tuhan,” ucapnya lirih. Tapi ia bersyukur, karena istrinya selalu mengingatkan untuk dekat dengan Tuhan.
Pak Uwin pun bercerita soal perjuangannya dalam hidup. Ia punya cicilan mobil selama 4 tahun dan akan lunas 10 bulan lagi. Itu hanya mungkin berkat kerja keras dan pertolongan Tuhan.
“Saya ingat terus, Tuhan tidak pernah kasih lebih, tapi juga tidak pernah biarkan saya kekurangan,” katanya sambil tersenyum.
Pak Uwin juga tak lupa menyebut nama Ali, anggota DPRD dari Riam Danau, yang selama ini banyak membantu dalam usaha air galon miliknya. Menurutnya, Tuhan bisa menolong lewat siapa saja.
Acara ulang tahun Kristo hari itu bukan hanya tentang kue dan doa, tapi juga jadi momen penuh makna—di mana cerita kehidupan dan keajaiban kecil dari Tuhan dibagikan hangat dari hati ke hati.
Ditulis oleh Fr. Memet
Disunting oleh Fr. Fransesco


















