Foto bersama pengurus Komisi Kepemudaan Keuskupan Ketapang periode 2025–2028

Tembelina-13-14 September 2025­ – Para pengurus Komisi Kepemudaan Keuskupan Ketapang periode 2025–2028 berkumpul untuk temu perdana. Suasana hangat terasa di Paroki Tembelina, Sungai Melayu Raya, tempat acara ini berlangsung. Dukungan penuh datang dari Romo Paroki Tembelina sekaligus Koordinator OMK Regio Timur, RD. Joko Umbara dan ketua OMK, Sdr. Edu. Umat paroki pun turut ambil bagian dengan membuka rumah mereka bagi para peserta. Sambil menginap, para anggota KomKep berbagi cerita, tawa, dan semangat pelayanan.

Pertemuan hangat Komisi Kepemudaan ini dihadiri oleh wakil dari Regio Utara, yakni Sdr. Robel dan Sdri. Fani. Dari Regio Tengah hadir Sdri. Rosa, Sdri. Wida, dan Sdri. Rema, sementara Regio Timur diwakili oleh Sdri. Elga, Sdri. Emel, Sdri. Sara, Sdri. Della, Sdr. Haris, dan Sdri. Wiwin. Regio Selatan turut mengirim Sdri. Sapta, Sdr. Sain, Sdri. Ayni, dan Sdr. Eroi, dan dari Regio Barat hadir Sdr. Heri dan Sdri. Lia. Beberapa yang berhalangan hadir adalah Sdr. Banjir, Sdr. Nando, dan Sdri. Esis. Para romo Koordinator OMK regio juga diundang, namun semua berhalangan hadir. Di sini hadir huga Fr. Memet yang mewakili RD. Bonifasius Mite selaku Koordinator OMK Regio Selatan.

Pertemuan diawali dengan ibadat yang dipimpin oleh RD. Riyant, ketua KomKep Keuskupan Ketapang masa tugas 2025–2028. Dalam homilinya, Romo Riyant mengingatkan bahwa kehadiran para anggota KomKep dari berbagai regio adalah karena perutusan dari Tuhan Yesus sendiri. Ia menekankan bahwa pelayanan kepada orang muda harus lahir dari hati yang mencintai, seperti hati Yesus yang melayani. Semangat itulah yang diharapkan menjadi dasar kerja bersama ke depan. Dengan kasih dan kerjasama, para pengurus KomKep siap melangkah bersama melayani OMK di seluruh Keuskupan Ketapang.

Meskipun acara ini bersifat formal, suasananya terasa santai dan akrab sejak awal. Beberapa peserta sudah saling mengenal karena pernah melayani bersama, namun ada juga yang baru pertama kali bertemu. Sesi pertama diisi dengan perkenalan, di mana satu per satu menyebutkan nama, asal paroki, dan pekerjaan masing-masing. Menariknya, semua anggota KomKep ternyata sudah bekerja, dan berasal dari latar belakang profesi yang beragam seperti guru, pengusaha, pegawai pemerintahan, Credit Union, hingga yang aktif di Dewan Pastoral Paroki (DPP). Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan memanggil orang-orang yang sudah terbiasa bekerja dan melayani. Dalam suasana yang terbuka, setiap orang diberi ruang untuk berbagi tentang diri mereka, harapan bagi OMK, hingga keprihatinan atas kondisi yang dihadapi saat ini. Pertemuan ini pun menjadi awal yang menguatkan untuk perjalanan bersama ke depan.

Seluruh peserta yang hadir adalah anggota KomKep yang sudah terbagi dalam beberapa tim kerja seperti Tim Inti, Tim Medikom, Tim Liturgi, Tim Humas, dan Tim Acara. Mereka mulai berkumpul dalam kelompok masing-masing untuk saling mengenal dan menentukan koordinator tim. Suasana diskusi terasa hidup, penuh tawa dan semangat berbagi ide. Dari sinilah mereka mulai membayangkan program kerja bersama untuk melayani orang muda Keuskupan Ketapang.

Pada hari Minggu Pesta Permuliaan Salib, suasana gereja terasa berbeda dengan hadirnya para pemuda-pemudi berpakaian rapi berwarna hitam yang duduk di deretan paling depan. Mereka adalah para pengurus baru Komisi Kepemudaan Keuskupan Ketapang. Wajah-wajah muda ini mencerminkan semangat baru dalam pelayanan bagi OMK ke depan. Dalam suasana misa yang tenang, umat diajak merenungkan kasih Yesus yang rela disalibkan demi keselamatan dunia. OMK pun bersyukur, karena dari salib itu lahir semangat untuk melayani dan memberi diri lagi dan lagi.

Dalam pertemuan ini, Romo Riyant menekankan bahwa para pengurus Komisi Kepemudaan adalah orang-orang muda yang mampu berpikir strategis dan visioner, setidaknya empat langkah ke depan. Ia mengajak seluruh pengurus untuk menyusun program kerja dengan landasan yang kuat, menggunakan sistem sederhana namun penting, yaitu POACE: Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluating. Menurutnya, dua hal yang sering terlupakan adalah perencanaan yang matang dan evaluasi yang jujur, padahal keduanya sangat penting untuk keberlangsungan pelayanan.

Romo Riyant juga merancang agar ke depan, di setiap paroki ada anggota KomKep yang bisa hadir langsung dalam kegiatan orang muda di tingkat paroki maupun stasi. Untuk mendukung hal itu, para pengurus akan mendapatkan pembinaan lanjutan, mulai dari manajemen organisasi, strategi keuangan, pengelolaan kegiatan, manajemen risiko, hingga pengembangan sumber daya manusia. Ia bahkan akan memulainya dengan mengikuti kursus terlebih dahulu di KWI, sebelum menyusun program kerja yang lebih terarah dan berkelanjutan.

Suasana pertemuan semakin hangat ketika sesi evaluasi dimulai. Setiap peserta diberi ruang untuk bicara bebas tentang pengalaman, harapan, dan juga keprihatinan dalam pelayanan. Banyak yang merasakan bahwa suasana diskusi begitu cair dan menyenangkan, serta membuka ruang untuk pendekatan yang lebih positif dan kolaboratif, seperti dalam metode Appreciative Inquiry yang lebih melihat soal kolaborasi untuk perubahan organisasi yang berfokus pada kekuatan, keberhasilan masa lalu dan potensi masa depan, bukan pada masalah atau kekurangan.

Beberapa mengungkapkan rasa syukur karena telah dipercaya menjadi bagian dari KomKep, walau awalnya datang tanpa tahu apa yang akan dilakukan. Ada juga yang senang karena baru pertama kali datang ke Paroki Tembelina dan bisa merasakan suasana pelayanan yang baru. Namun, banyak juga yang merasa waktu ngobrol dengan tuan rumah sangat singkat, padahal mereka ingin lebih banyak mendengar langsung cerita dari umat tentang kondisi orang muda di keluarga-keluarga.

Cerita lucu dan menarik pun tak luput hadir dalam pengalaman menginap bersama umat. Ada tamu yang tanpa sadar mengunci tuan rumah di luar rumah, ada tuan rumah yang sempat ragu karena pengalaman kurang menyenangkan sebelumnya, hingga anak-anak kecil yang menangis karena melihat wajah-wajah baru. Semua kisah itu justru menjadi bagian berharga dari proses belajar. Romo Riyant menyampaikan bahwa dari pengalaman-pengalaman kecil seperti inilah para pengurus KomKep sedang dibentuk untuk kelak menjadi pribadi yang siap menghadapi hal-hal besar dalam pelayanan. Ia percaya, jika terbiasa mengurus hal kecil dengan baik, maka akan lebih siap pula dalam menjalin koordinasi yang luas dengan OMK di seluruh Keuskupan.

Sebagai langkah lanjut, pertemuan berikutnya akan diadakan pada Hari Orang Muda Se-Dunia, tanggal 23 November 2025, di Paroki Nanga Tayap. Dengan senyum dan sedikit candaan, Romo Riyant menyampaikan bahwa ke depan acaranya mungkin akan lebih panjang, karena akan ada penambahan hari berdasarkan masukan hati ini. Semua menyambut dengan tawa. Pertemuan ini ditutup secara khusus dengan dinamika saling mendoakan. Satu per satu menyentuh bahu teman di sebelahnya dan mengucapkan doa, lalu Romo Riyant memberikan berkat secara pribadi kepada setiap pengurus. Doa-doa itu mungkin tidak semua terdengar, sebagian hanya dalam hati, namun semuanya tetaplah doa yang tulus dan menguatkan.

Yel-Yel yang tercipta dalam pertemuan ini: “KomKep Keuskupan Ketapang: Rengkuh dan Tumbuh dalam iman, JOSSS”

Ditulis oleh Fr. Memet

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini