Keuskupan Ketapang mengadakan lokakarya kaderisasi 1 sesi 2 di Catholic Center pada 24-26 Agustus 2022. Pesertanya berjumlah 43 orang. mereka berasal dari perwakilan setiap paroki dan pra-paroki yang telah mengikuti sesi ke-1 pada 5-7 Mei 2022. Secara istimewa dalam sesi ke-2 ini mereka ditemani oleh para imam, suster, dan bruder selaku gembala dan pelayan pastoral di paroki mereka. Lokakarya ini mengangkat tema “Menjadi Kader Gereja yang Beriman, Tangguh, dan Setia.”
Berbuat Sesuatu
Setelah menerima perutusan di akhir sesi ke-1 sebelumnya, mereka berbuat sesuatu di paroki dan pra-paroki masing-masing. Apa yang mereka dapatkan, diolah, dan dibagikan kepada umat. Kegiatan yang mereka adakan sangat beragam, ada yang membuat Latihan Dasar Kepemimpinan dengan games, perlombaan, dst. Ada juga yang menjadi pendamping SEKAMI, Remaja, dan OMK. Dan ada yang mengadakan latihan mengiringi musik liturgi, menjadi pemimpin lagu, dan dirigen. Bahkan ada yang mulai membentuk kelompok doa, seperti legio Maria. Semua itu dibuat dokumentasinya berupa video yang dipresentasikan kepada semua peserta bahwa mereka telah berbuat sesuatu untuk mengembangkan iman di tempat masing-masing.
Pengalaman dan Pemahaman Iman
Usai makan malam,mereka menerima materi tentang pengalaman iman yang didampingi oleh RD. Laurensius Sutadi, Vikjen keuskupan Ketapang. Romo Sutadi menunjukkan suatu pengalaman iman akan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Orang akan berbicara tentang Tuhan lewat suatu peristiwa yang dialaminya sehari-hari. Contohnya ada dalam kitab Mazmur yang mengungkapkan bahwa Allah adalah gunung batu, perisai dan sebagainya. Semua peserta diajak menyadari adanya ungkapan-ungkapan serupa yang lahir dari kesadarannya akan Tuhan. Setelah mengajak peserta melihat pengalaman iman akan Tuhan, Rm. Sutadi mengajak mereka menjelaskan tetang dasar iman Katolik. Ada pembahasan mengenai Tritunggal dan kesejajaran Yesus dengan Al-Quran. Pemahaman ini menjadi bekal bagi peserta dapat menjelaskan imannya.
Public Speaking
Lokakarya kaderisasi 1 sesi 2 ini, keuskupan mengundang pak Laurent untuk membekali semua peserta dengan ketrerampilan public speaking. Mereka akan berbicara tentang pengalaman imannya dan menjelaskan iman sehingga memerlukan keterampilan ini. Dinamikanya, ada pemahaman tetang apa itu public speaking, kerangka berbicara, diskusi kelompok, presentasi, dan evaluasi. Semua peserta bisa saling mengapresiasi dan menunjukkan beberapa hal yang bisa lebih dikembangkan, tanpa niat menjatuhkan dan mempermalukan.
Keajaiban Doa Malam
Usai pelatihan public speaking, peserta mengisi semangat dengan membuat sebuah doa malam kreatif bertema panca tugas Gereja. Semua peserta dibagi menjadi 5 kelompok sehingga ada 5 doa malam kreatif. Ternyata mereka melahirkan suatu cara doa yang menyentuh. Ada renungan dengan tarian. Ada yang memperkenalkan doa completorium, yang bagi kebanyakan umat belum pernah mengalaminya, apalagi bisa berdoa dari buku Puji Syukur. Suatu doa malam yang tidak biasa juga terjadi dengan cara saling membagikan air sambil mengucapkan suatu doa. Keesokan harinya, hampir semua mengungkapkan bahwa sesuatu yang luar biasa sungguh terjadi saat doa itu. Walaupun doa malam hampir 3 jam, mereka tidak merasa lelah.
Didoakan Gembalanya
Setelah sharing pengalaman dan mengungkapkan kegembiraan setelah mengikuti sesi ke-2 ini, mereka diberi kesempatan mengungkapkan harapan, keprihatinan, kesulitan, dan keluh kesah mereka. Kemudian para imam, suster, dan bruder secara bergiliran hadir, mereka berhadapan, meneguhkan, memberkati, dan mendoakan. Siang itu, dalam ruangan penuh dengan suasana Rahmat karena mereka berdoa. Usai doa, semua rangkaian kegiatan ditutup dengan Ekaristi yang dipimpin Mgr. Puis Riana Prabdi, Uskup keuskupan Ketapang. Mgr. Pius mohon agar semua peserta sungguh menjadi Kader Gereja yang Beriman, Tangguh, dan Setia.
(Fr. Memet – TOP di Paroki Tembelina)