Mgr. Sillekens, dalam surat gembalanya yang bertanggal 22 Januari 1971, menyoroti tentang hal berdoa. Doa, menurut Mgr. Sillekens, adalah pertemuan mesra dengan Tuhan, di dalamnya manusia menyatakan semua perasaan dan hasrat batinnya. Untuk pertemuan itu manusia tidak memerlukan kata-kata, sebab Yang Mahatahu tahu semua isi hati manusia dan mendengarkan bahasa hati manusia, jawabannya pun tidak kedengaran dengan telinga manusia, sebab tanpa kata-kata Tuhan memasuki jiwa manusia untuk membawa terang-Nya, pun Tuhan dapat mempergunakan sesuatu, dengannya kehendak-Nya dinyatakan.
Lewat doa, manusia tidak hanya memohon, tetapi manusia juga mengucap syukur kepada Tuhan. Kebanyakan orang memohon keuntungan jasmani, dan kerapkali mereka memerlukan Tuhan untuk melepaskan mereka dari bermacam-macam kesulitan dan kesesakan, tetapi rasa syukur ini kerap kali luput dari doa manusia kepada Tuhan. Tuhan telah memberikan banyak kebaikan kepada manusia. Karena itu, seharusnya ada banyak alasan bagi manusia untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan.
Mgr. Sillekens, selain mengajak umat di Keuskupan Ketapang untuk memohon untuk kebutuhan jasmani, juga mengajak umat untuk memohon pengampunan kepada Tuhan lewat doa-doa yang mereka panjatkan. Mengenai ini beliau berkata demikian:
“saudara-saudara banyak kebaikan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita yang harus kita kenangkan dalam doa kita, selanjutnya kita harus mohon ampun kepada Tuhan atas segala kesalahan, dengan segala kerendahan hati; kita harus mengakui kesalahan, sebab kita telah menghina Tuhan dengan dosa kita.”
Mgr. Sillekens sangat menganjurkan bahwa doa disertakan selalu dengan kepercayaan, sehingga doa bukanlah doa yang hampa. Kemudian, beliau menambahkan bahwa:
“saudara-saudara dapat berdoa tanpa buku sembahyang dan tidak terikat pada doa-doa yang sudah dirumuskan terdahulu, ketika saudara-saudara benar-benar mencurahkan isi hati saudara dalam doa (tanpa buku sembahyang). Doa inilah yang paling digemari oleh Tuhan, demikian doa itu akan merupakan hiburan dan bantuan bagi kita, dan kita akan lebih gemar berdoa.”