(RD. Mardianus Indra - Direktur PSE Caritas, Keuskupan Ketapang, dalam kunjungan ke Paroki Tanjung)

Suatu hari ketika saya di Terusan, ketika saya sedang duduk di warung sembako, datanglah seorang Bapak mengantarkan biji kopi kampung, lalu menukarnya dengan sebungkus kopi kapal Api. Saya penasaran, lalu saya tanya dan bapak ini menjawab bahwa lebih praktis kapal api daripada harus mengolah biji kopi ini. Akhirnya PSE caritas menggadakan assisment di paroki Tanjung, hasilnya Kopi banyak, ada yang dimakan tupai, dibiarkan jatuh.

Mereka mengeluhkan kurangnya alat pengolahan. Akhirnya hari ini, melalui PSE KWI, terjawablah apa yang mereka butuhkan. “ Kopi ini dari umat lalu untuk umat, maka 10 % dari keuntungan kopi ini akan diberikan ke Gereja Lokal (paroki Tanjung) “ ungkap Ignasius Cheni, seorang ketua kelompok Kopi tanjung. Hari ini saya ini ke tanjung menyerahkan mesin pengupas kulit kopi kering, mesin pengupas kulit kopi basah, roasting kopi berupa kuali besi yang besar dan mesin penggiling biji kopi kepada kelompok Tani di tanjung, dengan saksi Pastor Paroki Tanjung, RD. Krisnu Handoyo dan Ketua DPP paroki Tanjung Bang Nikodimus MoMo.

Harapan
Tentunya ada supaya biji kopi jangan dibuang, atau dibiarkan jatuh , tapi diberdayakan sehingga bisa menghasilkan kopi tanjung yang asli, organik dan khas kampung, suatu saat bisa dipasarkan dengan nama sendiri.

Salam dan Doa (Kamis, 26 Oktober 2023)
RD. Mardianus Indra

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini