Dalam sejarah Keuskupan Ketapang pada tahun 1910 terdapat Lima Keluarga Tionghoa yang merantau ke Tanah Kayong, Ketapang. Perjalanan ini dilakukan mereka untuk berniaga dan terdapat 3 saudara yang mewartakan kabar gembira : INJIL yakni Tan A Hak, Tan A Ni dan Tan Kau Pue. 

Dari mereka bertiga, Tan A Hak senang merantau dan berpergian yang akhirnya melabuhkan perjalanannya ke Serengkah.

MUARA PESAGUAN SEBAGAI PINTU GERBANG

Muara Pesaguan adalah pintu masuk kapal keluarga Tionghoa ini menuju pedalaman sungai Pesaguan hingga menetap di Serengkah.

Kini, daerah muara Pesaguan ini dikenal dengan Pesaguan atau secara administratif masuk wilayah Desa Pesaguan Kanan Kecamatan Matan Hilir Selatan. 

Sebagaimana catatan sejarah Keuskupan, para misionaris yang melalui sungai ini adalah :

Mgr. Pacifikus Bos, OFM di tahun 1911 hingga kejadian Tenggelamnya Kapal Bintang Timur yang membawa misionaris untuk Berkarya pada 27 Februari 1952

KARYA ALLAH UNTUK STASI PESAGUAN 

Secara administratif Keuskupan Ketapang, wilayah Kecamatan Matan Hilir Selatan adalah salah satu ruang lingkup Stasi di Paroki Katedral St. Gemma Galgani yang disebut Stasi Pesaguan.

Catatan sejarah 1911 wilayah ini-lah kapal-kapal keluarga Tionghoa lalu lalang untuk berniaga dan menyampaikan niat suci mewartakan Injil.

Kini, Stasi Pesaguan telah memiliki Gereja dengan nama pelindung Santo Stefanus. 

Jarak Gereja dari Muara Sungai Pesaguan tidak begitu jauh hanya kurang lebih 1 km. 

Dalam memperjuangkan pembangunan Gereja ini, terdapat banyak dinamika yang terjadi. Perencanaan awal akan dibangun pada Desa Harapan Baru yang jarak dari Muara sungai ini 2 km (setelah Desa Pesaguan Kanan) pada tahun 2023, kandas.

Di tahun yang sama, mendapatkan tanah di Desa Pesaguan Kanan dan secara administrasi perijinan telah memenuhi syarat.

Tahun 2024 Gereja ini dibangun dengan menonjolkan gaya arsitektur: Tionghoa. 

Minggu, 6 April 2025 nanti, adalah saksi sejarah di mana Gereja ini akan diresmikan & diberkati. Atas kehendak-Nya mulai dari pemilihan lokasi Gereja, memang dikehendaki tak jauh dari Muara Sungai Pesaguan yang dahulu adalah pintu gerbang masuk para keluarga Tionghoa dan Misionaris untuk menuju Pedalaman.

Gereja ini adalah simbol dari Kemurahan hati Allah atas karya Tan A Hak yang jauh dari negeri Tiongkok berlayar guna mewartakan kabar gembira sebagai tanda kerahimannya di wilayah ini. (KK / DZB)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini