Ketapang, 20 Maret 2025 – Keuskupan Ketapang mencatat sejarah baru dengan ditahbiskannya empat frater menjadi diakon dalam  perayaan Ekaristi yang berlangsung di Gereja Paroki St. Agustinus, Paya Kumang, Rabu (19/3). 

Upacara tahbisan ini dipimpin langsung oleh Mgr. Pius Riana Prapdi, didampingi oleh 46 imam yang berkarya di Keuskupan Ketapang.

Keempat frater yang menerima tahbisan diakon adalah: Fr. Paulus Budi Sulistiyo, Fr. Petrus Riyant, Fr. Gabriel Bala, Fr. Sirus Yulianus Mbusa

Dalam homilinya, Mgr. Pius Riana Prapdi menekankan bahwa tahbisan ini merupakan momentum agung bagi Keuskupan Ketapang yang kini telah berusia 64 tahun. Ia menyoroti bahwa sepanjang sejarah keuskupan, baru kali ini terjadi tahbisan diakon sebanyak empat orang sekaligus.

“Ini adalah tanda kedewasaan dan kesadaran umat yang terus berdoa bagi Gereja agar semakin subur dalam panggilan”, ungkap Uskup.

Mgr. Pius juga mengaitkan peristiwa ini dengan Tahun Yubileum 2025, tahun penuh rahmat bagi Gereja universal. Uniknya, jumlah empat diakon yang ditahbiskan persis dengan maskot Yubileum yang juga berjumlah empat, melambangkan rahmat Allah yang mengalir ke empat penjuru mata angin.

Fr. Sirus berasal dari utara, menjalani masa diakonat di Simpang Dua.

Fr. Petrus Riyant berasal dari timur, menjalani masa diakonat di Tumbang Titi.

Fr. Gabriel Bala berasal dari selatan, menjalani diakonat di Marau.

Fr. Paulus Budi berasal dari barat, dan merupakan putra dari Kevikepan Jogja Barat, Keuskupan Agung Semarang.

Diakon yang JOSS: Suci, Sukacita, dan Smart

Uskup mengajak para diakon untuk meneladani Santo Yusuf, yang diperingati Gereja pada hari itu, dengan menjadi diakon yang “JOSS”:

Suci, dengan menjadi pribadi yang dimiliki oleh Allah, tenggelam dalam sabda-Nya seperti Santo Yusuf yang menjadikan mimpinya sebagai aksi nyata.

Sukacita, dengan memiliki iman yang tidak bertumpu pada kekuatan manusia semata, melainkan sebagai kasih karunia Allah.

Smart, dengan menjadi cerdas dalam mencintai dan tetap tekun dalam doa harian sebagai bentuk kesetiaan kepada Tuhan.

Sebagai tanda pelayanan, setelah menerima tahbisan, para diakon juga menerima dalmatik dan Injil, dengan pesan yang mendalam:

“Terimalah Injil Kristus, engkau adalah bentaranya. Perhatikanlah supaya apa yang engkau baca, engkau imani; apa yang engkau imani, engkau ajarkan; dan apa yang engkau ajarkan, engkau laksanakan”.

Setiap diakon pun memilih motto pelayanan sebagai pegangan dalam mewartakan Injil:

Fr. Gabriel Bala: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”.

Fr. Sirus Yulianus Mbusa: “Ini aku, utuslah aku”.

Fr. Petrus Riyant: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan bagimu”.

Fr. Paulus Budi Sulistiyo: “Dengan kerendahan hati, aku melayani Tuhan”.

Mgr. Pius menutup homilinya dengan mengajak umat untuk mendoakan para diakon agar setia dalam panggilannya dan semakin teguh dalam pelayanan.

Semoga keempat diakon yang telah ditahbiskan dapat menjadi pelayan Tuhan yang suci, penuh sukacita, dan cerdas dalam doa serta kasih.

Tahbisan diakon ini disiarkan secara langsung oleh Komsos Ketapang melalui kanal YouTube, memungkinkan umat yang tidak dapat hadir secara langsung tetap bisa menyaksikan momen bersejarah ini. (KK/Frans Doni)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini