Pada setiap tanggal 1 November Gereja Kristen Katolik merayakan HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS. Pada Hari Raya ini Gereja memberikan penghormatan kepada orang-orang kudus, memohon pertolongan Tuhan lewat doa-doa mereka dan membangun tekad untuk meneladan kekudusan mereka.
Apa yang dimaksud dengan kudus? Kata “kudus” berasal dari kata “qadash” dalam Bahasa Ibrani, yang berarti “dipisahkan”. Persisnya “dipisahkan dari yang lain-lain’. Dalam konteks Gereja, kudus berarti “dipisahkan dari dunia agar dapat diperuntukkan bagi dan digunakan oleh Allah”. Misalnya, Hari Minggu adalah hari yang kudus karena dipisahkan dari hari-hari yang lain agar dapat diperuntukkan untuk berdoa dan memuliakan Allah. Gereja adalah rumah yang kudus karena dipisahkan dari rumah-rumah lain agar dapat digunakan sebagai tempat berdoa dan bernyanyi memuji Allah.
Hal yang sama berlaku untuk orang kudus. Mereka adalah orang-orang yang hidup di dunia tetapi cara hidup mereka terpisah dari cara hidup dunia, sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh Allah demi kepentingan Allah menyelamatkan manusia. Cara hidup yang terpisah itu adalah hidup yang secara istimewa dekat dengan Tuhan, secara luar biasa menuruti sabda-sabda-Nya dan meneladan Yesus Kristus sedemikian rupa sehingga bersedia menderita dan mati demi Dia.
Dalam Gereja Kristen Katolik terdapat tingkatan orang kudus. Apabila diurutkan dari bawah maka mereka adalah venerabilis (dihormati), beato/a (terberkati) dan santo/a (kudus). Di antara para kudus ini terdapat para martir, yakni orang yang menderita dan mati karena mempertahankan iman kepada Yesus Kristus. Semula gereja-gereja setempat dapat menetapkan seseorang menjadi santo atau santa. Tetapi, sekarang yang memutuskan seseorang diangkat menjadi kudus adalah paus. Selain menetapkan secara resmi orang-orang tertentu menjadi kudus, Gereja juga mengakui bahwa ada anggota-anggotanya hidup secara luar biasa kudus tetapi tidak diketahui oleh Gereja. Kata kudus juga disematkan pada persekutuan semua anggota Gereja.
Mereka disebut persekutuan para kudus. Apa maksudnya? Persekutuan para kudus di sini berarti Persekutuan orang-orang yang dibaptis. Mereka disebut kudus karena lewat pembaptisan dosa-dosa mereka diampuni dan mereka menerima Roh Allah yang menguduskan mereka sehingga mereka diangkat menjadi anak Tuhan. Untuk menunjukkan bahwa mereka adalah anak Tuhan, mereka diberi nama baptis. Biasanya nama baptis diambil dari nama orang kudus tertentu dengan maksud untuk menunjukkan bahwa mereka adalah anak Tuhan, tekad untuk meneladan hidup orang kudus dan untuk memohon doa darinya.
Lalu orang-orang kudus mana yang dirayakan dalam Hari Raya Orang Kudus? Yang dirayakan adalah orang-orang kudus (santo/a, beato/a dan venerabilis), para orang kudus yang tidak dikenal dan semua anggota Gereja yang sekarang telah berada di surga.
Secara liturgi hari penghormatan kepada para kudus ini merupakan tingkat perayaan liturgi yang tertinggi. Perayaan liturgi dibagi menurut pentingnya perayaan-perayaan. Tingkatan yang tertinggi disebut hari raya (sollemnitas). Misalnya saja Hari Minggu, Paskah, dan Natal. Di bawahnya ada hari pesta (festum). Misalnya saja Pesta Keluarga Kudus, Pesta Kanak-kanak Suci dan Pesta Salib Suci. Kemudian terdapat peringatan (memoria) dan hari-hari biasa (de feriis). Dibedakan antara peringatan wajib dan fakultatif. Misal, Peringatan Wajib Santo Laurensius, Santa Sesilia, Santo Fransiskus.
Gereja merayakan Hari Raya Orang Kudus ini pada tanggal 1 November. Perayaan untuk menghormati semua orang kudus ini ditetapkan oleh Paus Bonifasius IV pada tahun 609 ketika ia merombak tempat sembahyang orang Roma yang disebut Pantheon dan kemudian mendedikasikannya kepada Bunda Maria. Hari Rayanya dirayakan pada Hari Minggu setelah Pentakosta. Kemudian Paus Gregorius III (741) menggesernya ke tanggal 1 Nopember.
Rabu, 1 November 2023 – Pada HR Semua Orang Kudus.
Penulis: RD. Laurensius Sutadi – Vikjen Keuskupan Ketapang